Tuesday, April 26, 2011

Matematika Amal vs Umur

Kita tahu bahwa hasil yang dapat kita peroleh dalam hal apapun adalah berbanding lurus dengan usaha yang kita lakukan. Bila kita berusaha sungguh2 atas suatu perkara, maka hasilnya adalah sebanding dengan jerih payah yang kita keluarkan. Bila kita berbisnis secara serius, maka keuntungannya pun dapat kita prediksi sebelumnya bahwa hasilnya akan sebanding dengan modal yang kita tanam dan usaha yang kita buat. Dan bila kita berusaha untuk mendapatkan kesuksesan di akhirat, tentu saja hasilnya pun sebanding dengan modal dan usaha kita di dunia ini.


Bila keinginan kita adalah 'Robbana aatina fid-dunia hasanah wa fil-akhirah hasanah...' sudah semestinya kita membagi waktu yang kita miliki secara 'proposional' atau seimbang untuk dunia dan akhirat kita. Lalu berapa ukuran seimbang di mata kita? Kita sendiri yang tahu jawabannya. Secara jujur kita akui bahwa masa yang kita berikan untuk kepentingan akhirat belum seimbang dibandingkan dengan apa yang kita berikan untuk kepentingan dunia kita.
Bila saja kita memahami hakekat lamanya hari2 di dunia ini, maka kita akan berusaha sekedar untuk dapat hidup dengan kadar yang kita pahami tersebut. Dan bila kita paham akan lamanya hari2 akhirat, maka kita akan berusaha sungguh2 untuk mendapatkan bekal yang sesuai dengan kadar hidup kita di sana. Sayangnya sebagian dari kita terlalu arogan untuk mengakui bahwa 'saya belum paham'.

Sesungguhnya Allah telah berjanji bahwa Dia akan menggandakan 10 kali lipat (minimal) pada apa saja yang kita buat dalam menunaikan perintah-Nya? (QS 6:160) Dengan cara yang sama, kita dapat menghitung sendiri bahwa orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan (29 atau 30 hari) ditambah 6 hari pada bulan Syawal (jumlahnya 35 atau 36 hari) adalah seperti orang yang berpuasa
berterusan sepanjang tahun atau sekitar 354 hari pada hitungan hari-bulan (Alhadits).

Memberi masa yang kita miliki selama 3 hari khusus untuk kepentingan akhirat hanyalah 10% saja dari jumlah hari per bulan. Bila kita keluar di jalan Allah selama 3 hari, tentu nilainya sama dengan se-olah2 kita keluar dijalan-Nya selama sebulan penuh. Bila kita keluar di jalan-Nya secara istiqomah, maka kita akan sampai pada tahap kepahaman bahwa masa yang 27 hari per bulan menjadi terlalu banyak untuk urusan dunia. Lalu kita akan memiliki keinginan untuk menguranginya secara bertahap.

Pada tahap lebih lanjut, masa dua sampai empat bulan untuk kepentingan akhirat tentu belum mencapai 50% dari jumlah bilangan bulan dalam satu tahun. Agar kita dapat memposisikan diri kita sepenuhnya di jalan Allah, sedangkan kita begitu terikat dengan urusan dunia, barangkali kita perlu mencicilnya sedikit demi sedikit. Bila rata2 usia kita adalah 63 (seperti umur Rasulullah saw) dan kita akil baligh pada usia 13 tahun, maka usia wajib ibadah adalah 50 tahun. Bila kita ambil 10% saja sebagaimana kemurahan Allah di atas, maka kita perlu bagi masa 5 tahun penuh untuk usaha atas akhirat kita.

Dengan segala kelemahan yang kita miliki, masa 5 tahun (atau 60 bulan) keluar di jalan-Nya menjadi seperti tidak mungkin. Maka masa tersebut perlu kita cicil. Bila kita mencicilnya 2 bulan setiap tahun, itu akan berarti bahwa kita harus 30 kali keluar di jalan Allah, ini sama artinya kita perlu 30 tahun lagi untuk menunaikannya. Bila usia kita sudah 40 tahun, kita masih punya sisa waktu 23 tahun, maka kita perlu buat percepatan untuk melunasinya, sekitar 3 bulan setiap tahun. 

Tapi malangnya tidak seorangpuntahu berapa sisa waktu yang dia miliki untuk tinggal di dunia ini. Maka keluar 4 bulan setiap tahun adalah pilihan yang paling bijaksana.

No comments:

Post a Comment

review  on alexa.com
review dayelm.blogspot.com on alexa.com